 |
| Fred Durst |
Assalamu'alaikum waka monius seluruh nusantara, yang nyata, maya, maupun ghaib, selamat siang semuanya. hehehehehe. Gimana nih puasanya, masih lancar kan? hehehe. Mudah-mudahan lancar ya semua..
Tadi malam akhirnya gue bisa nyempetin nonton film pendek karya Rockstar favorite gue, Fred Durst Limp Bizkit, yakni film "The Truth". Yaa meskipun gak ngerti ngerti amat, soalnya film nya bahasa inggris dan gada subtitle indonesianya, hahahaha. Ini gue sekedar share aja apa yang gue ngerti dari film tersebut, mudah-mudahan aja maksudnya tepat sasaran.
Film The Truth adalah sebuah film bergenre Mockumentary. Orang awam yang nonton pasti agak garing di awal, ya kyk gue semalam. Sempat dalahm hati, "ini film macam apha? gw kira film keren". Pasti kalian juga gitu. Tapi ya karna gue penasaran dan kebetulan lagi males ngapa-ngapain akhirnya gue lanjutin nonton. Cuman gue kasi tau sama lo semua, ini film keren, lo semua harus tonton.
Jadi ceritanya si Fred Durst ini berperan menjadi seorang Evan Jealous. Seorang motivator yang ingin membagikan pandangannya tentang suatu hal, tentang hidup. Tentang kebenaran (The Truth).
Kehidupan yang sudah terlalu gila ini menjadikan semua orang memiliki kekosongan dalam diri mereka, mereka tidak tau bagaimana cara mengisinya. mereka inginkan Kebenaran (The Truth), sesuatu yang benar-benar nyata.
Di awal film, kita cuman dengerin orang-orang ngomong soal dirinya, tentang orang lain memandang dirinya, tentang keluarganya, tentang kehidupannya, tentang bahwa kita bisa bohongi semua orang, dengan tampilan kita, dan mereka akan melihat apa yang ada pada diri kita, karena berbohong itu mudah.
Di tengah-tengah cerita mulai lah sebuah show si evan jealous ini. Evan naik ke panggung dan mulai berbicara, "Biarkan saya perkenalkan diri saya, nama saya Evan, Evan Jealous, dan saya sangat senang kalian semua sudah datang kemari hari ini"
"Saat saya melihat itu (melihat ke karton bertuliskan 'Rebellious at heart')", lalu evan memperagakan sebuat teatrikal pendek, gatau juga gue maksudnya apa. :D seperti peragaan olah raga bela diri.
"Saya punya sebuah hati yang berontak, sepanjang waktu, sepanjang hidup saya, saya adalah sebuah pemberontakan" (jedak, sambil nendang tembok panggung)
Lalu ada scene Evan bicara sambil menatap serisu seorang pria tua, dan berkata "Kau tau apa bedanya saya dengan anda? perbedaanya adalah bahwa saya tau segala hal dan anda tidak"
Di sela-sela presentasi, tiba-tiba Wes Borland yang berperan sebagai Kevin mengangkat tangannya dan bicara, "Saya hanya ingin bilang kalo saya mengerti apa yang anda katakan, dan ada baiknya semua orang yang ada di sini juga angkat tangan dan bilang, sama seperti saya, kalo saya setuju dengan anda (Evan)"
Lalu evan menjawab, "Saya bersamamu kawan, siapa nama anda?", Wes: "Kevin", Evan: "Beri tepuk tangan buat Kevin"
Kevin melanjutkan "Saya merasa luar biasa hari ini, sangat luar biasa"
"Biar saya beri tau kalian satu hal, saat orang-orang berkata 'lihatlah ke atas! lihat ke atas!' (dan audiens kemudian melihat ke atas), 'lihat ke bawah! lihat ke bawah!' (dan semua audiens melihat ke bawah). Jangan turuti apa yang mereka katakan!"
"Hidup bisa berubah dengan cepat, secepat jentikan jari ini"
"Terimalah Kebenaran"
"Saya ingin semuanya bilang Terimalah Kebenaran"
audiens: "Terimalah Kebenaran"
"Terimalah Kebenaran"
audiens: "Terimalah Kebenaran"
"Bayangkan, Terimalah Kebenaran"
audiens: "Terimalah Kebenaran"
"Tidak, jangan diulang, cukup"
Dari situ Evan mulai terus meneriakan kata-kata itu berulang-ulang, dan berkata-kata tentang selamatkan aku Tuhan, selamatkan aku Tuhan dari semua kejahatan. "Aku merasa seperti setan, aku merasa seperti melakukan sesuatu yang salah, aku berdiri di sini, dan berjalan-jalan, dan kalian semua menonton saya perform, seperti setan, sebut setan kawan-kawan, ini bukan setan, ini sebuah tes, ini adalah......?"
audiens menjawab: "Kebenaran"
"apa?"
audiens menjawab: "Kebenaran"
"apa?"
audiens menjawab: "Kebenaran"
Sampai pada akhirnya, Kevin mengangkat kembali tangannya, kemudian bilang "Maaf, sebelumnya saya memang sepakat dengan anda, ikut berteriak, tapi itu terlalu berlebihan, cukup, saya tidak lagi mengikuti anda"
Lalu para penonton berbisik-bisik. ... hening sejenak ..... lalu evan berkata "jadi semua di sini setuju dengan Kevin?"..." kalian menunggu, kalian ingin melihat sesuatu"
"kalian ingin melihat suatu keajaiban, kalian aneh, kalian harus diberi pelajaran, kau kevin, harus diberi pelajaran"
"Saya ingin menunjukan kebenaran pada orang ini, lihatlah kawan-kawan"
Lalu kevin diajak evan naik ke panggung, berbasa basi sebentar, lalu evan mengambil sebuah kursi bertuliskan "The Truth". Apa yang dilakukan Evan, tiba-tiba BAKKKKK!!! Kevin dipukul pake kursi sama Evan sampai jatuh ke lantai. Dan berdarah. Semua penonton Shock. Kevin merintih kesakitan. Penonton hampir histeria.
Kemudian Evan menenangkan keadaan. "Lihatlah!" (Evan mengusap darah Kevin dan memperlihatkannya ke penonton), "Lihatlah kevin baru saja dihantam oleh kebenaran (kursi yang tadi bertuliskan The Truth"
Kemudian keadaan pun tenang, Evan menenangkan kevin dan mengangkat tangan kevin sambil bertaka "Terimalah Kebenaran!".."Terimalah Kebenaran!".."Terimalah Kebenaran!" .. "kau adalah pahlawan kevin"
Dan akhirnya kevin mengangkat kedua tangannya seolah-olah merdeka. Semua penonton bersorak, hingga berturut-turut percobaan tadi dilakukan ke beberapa penonton lain, dihantam pake kursi dan berdarah.
Kesimpulan
Film ini seolah bercerita tentang sebuah pesan, tentang sikap yang harus kita ambil dalam menghadari kebenaran, dalam menghadapi kenyataan. Terkadang memang sakit sekali ketika kebenaran menghantam kita, tapi patut kita sadari bahwa ada alternatif pilihan, saat kita mulai jatuh dan berlumuran darah, yaitu bangkit dan menerima kenyataan itu. Kalo bahasa orang islam mungkin ini yang disebut tawakal.
No comments:
Post a Comment